Ketika Anak Mulai Ingin “Punya Usaha Sendiri”, Begini Cara Menyikapinya

Ketika Anak Mulai Ingin “Punya Usaha Sendiri”, Begini Cara Menyikapinya

“Bun, nanti aku mau buka toko mainan sendiri ya.”

Ucapan sederhana dari anak yang mungkin membuat kita tersenyum, tapi juga diam-diam kagum.
Ada impian kecil di balik kalimat itu — imajinasi tentang mandiri, berkreasi, dan punya sesuatu yang “miliknya sendiri.”
🌱

Sebagai orang tua, tentu kita ingin mendukung semangat seperti itu. Tapi kadang muncul pertanyaan:

“Bagaimana cara mendukung tanpa membuatnya terlalu serius atau terlalu dini?”

Nah, justru di usia 5–10 tahun, keinginan seperti ini bukan hal aneh.
Menurut banyak ahli tumbuh kembang, anak-anak usia ini sedang berada di tahap membangun identitas dan rasa kompetensi.
Mereka ingin tahu, “aku bisa apa”, dan “apa yang bisa aku hasilkan dari ideku sendiri.”

Dan kalau diarahkan dengan cara yang menyenangkan, ini bisa jadi pondasi luar biasa untuk masa depan mereka. 🌈


💡 Anak Belajar Tanggung Jawab Lewat Imajinasi “Bisnis Mini”

Kamu mungkin sering melihat anak-anak pura-pura jualan — bisa jualan es krim dari tanah liat, atau bikin “toko baju” dari tumpukan kaosnya sendiri.
Jangan sepelekan permainan ini.

Dalam NLP (Neuro Linguistic Programming), kegiatan seperti itu disebut anchoring positive behavior — saat anak menautkan kesenangan pada perilaku produktif.
Artinya, mereka belajar bekerja, berinteraksi, dan berpikir kreatif, semua dalam suasana gembira.

Dengan bermain peran “punya usaha sendiri”, anak belajar banyak hal:

  • Tanggung jawab terhadap apa yang ia buat,
  • Empati terhadap orang lain (pelanggannya),
  • Fokus dan konsistensi dalam bermain,
  • Serta percaya diri atas hasil karyanya.

Mereka belajar tanpa sadar. Tidak ada ceramah. Tidak ada tekanan.
Hanya rasa senang karena merasa “aku bisa.”


🌻 Dari Imajinasi ke Keterampilan Nyata

Keinginan anak untuk “punya usaha” sebenarnya bisa diarahkan menjadi aktivitas belajar yang nyata, tapi tetap dalam bentuk permainan.

Contohnya:

  • Anak bisa membuat logo usahanya sendiri,
  • Menata “produk” yang ia jual di meja,
  • Membuat daftar harga,
  • Bahkan berlatih berbicara sopan saat “melayani pelanggan”.

Semua ini mengasah soft skill yang akan berguna seumur hidup: komunikasi, tanggung jawab, dan kreativitas.

Kalau kamu mendampinginya dengan sabar dan penuh antusias, anak akan merasa bahwa idenya valid dan dihargai.
Dan dari situ, muncul rasa percaya diri yang alami. 💛


🌼 Cara Menyikapi Sebagai Orang Tua

Saat anak bilang ingin punya usaha sendiri, jangan buru-buru menilai itu “main-main.”
Karena bagi mereka, itu bukan tentang uang — tapi tentang rasa ingin diakui dan dipercaya.

Berikut beberapa cara sederhana untuk menyikapinya:

  1. Dengarkan dengan antusias.
    Tunjukkan bahwa kamu tertarik, tanyakan detail kecil seperti:
    “Toko kamu mau jual apa?” atau “Namanya apa, ya?”
    Ini membuat anak merasa idenya dihargai.
  2. Berikan ruang bereksperimen.
    Izinkan ia membuat versi mininya — misalnya toko boneka, kafe mini, atau studio gambar kecil di pojok rumah.
  3. Bantu mereka merancang identitasnya.
    Kamu bisa bantu bikin kartu nama kecil, atau label produk hasil karyanya.
    Hal ini memperkuat perasaan bahwa ia “benar-benar punya usaha.”
  4. Jadilah pelanggan pertama mereka.
    Beli produk imajinasinya dengan senyum dan tawa.
    Untuk anak, dukungan ini lebih berharga dari uang.

🧩 Membawa Dunia Bisnis ke Dunia Bermain dengan Lilbiz Kit

Bagi banyak orang tua, tantangannya adalah bagaimana membuat dunia bermain dan belajar terasa menyatu.
Nah, di sinilah
Lilbiz Kit hadir sebagai jembatan yang sempurna.

Lilbiz Kit adalah paket kreatif untuk anak-anak usia 5–10 tahun yang ingin menyalurkan imajinasi bisnisnya secara nyata.
Dengan kit ini, anak bisa:

  • Mendesain logo bisnis kecilnya sendiri,
  • Membuat brosur mini dan label produk,
  • Menulis cerita tentang tokonya,
  • Dan belajar mengenal dunia usaha lewat cara yang menyenangkan.

Yang menarik, semua aktivitas di dalamnya tetap berpusat pada permainan.
Tidak ada angka-angka sulit, tidak ada target besar — hanya rasa penasaran, kreativitas, dan kepercayaan diri yang tumbuh perlahan.
🌷


💬 Cerita dari Seorang Ibu

“Saya dulu kira anak saya cuma iseng waktu bilang mau punya toko kue. Tapi setelah saya bantu bikin nama toko dan logonya pakai Lilbiz Kit, dia semangat banget. Sekarang setiap sore dia ‘jualan’ ke ayahnya. Lucunya, dia juga mulai nyatet pesanan di buku kecil.”

Cerita seperti ini bukan hal langka.
Anak-anak butuh medium untuk menuangkan imajinasinya, bukan sekadar hiburan — tapi juga sebagai cara mereka memahami dunia nyata lewat permainan.


🌈 Penutup: Biarkan Anak Bermimpi, Tugas Kita Mendampingi

Anak yang berkata ingin punya usaha sendiri bukan sedang bermimpi kosong.
Mereka sedang belajar mengenal dirinya, belajar mengambil peran, dan belajar bertanggung jawab atas sesuatu yang ia ciptakan.

Sebagai orang tua, tugas kita bukan mematikan mimpinya, tapi menyalakan lentera kecil di tangannya.
Agar imajinasi itu tumbuh jadi semangat positif, yang kelak membuat mereka percaya diri menghadapi dunia.
🌻

Kalau kamu ingin membantu anak menjelajahi dunia imajinasinya dengan cara yang kreatif dan edukatif, Lilbiz Kit bisa jadi teman terbaiknya — alat sederhana yang membuat impian kecil terasa nyata. 💫

  • cara mendukung anak belajar mandiri
  • ide bermain edukatif anak SD
  • manfaat bermain peran untuk anak
  • anak ingin punya usaha sendiri
  • aktivitas anak kreatif di rumah

 

Tidak ada komentar untuk "Ketika Anak Mulai Ingin “Punya Usaha Sendiri”, Begini Cara Menyikapinya"