Anak Suka Ngambek Saat Belajar? Ini Cara Mengubahnya Jadi Momen Seru Bareng Orang Tua
Pernah nggak sih, kamu baru lima menit ngajarin anak menulis atau berhitung, eh tiba-tiba dia sudah manyun, banting pensil, terus bilang, “Nggak mau belajar!”
Sebagai orang tua, momen kayak gini bisa bikin campur aduk antara pengin sabar tapi juga pengin cepat-cepat kelar.
Padahal, kalau
kita lihat dari sudut pandang anak, ngambek itu bukan tanda dia malas belajar.
Seringkali, itu adalah cara kecilnya mengekspresikan rasa jenuh, bosan, atau
kesulitan yang belum bisa diucapkan dengan kata-kata.
Nah, kabar baiknya: dengan pendekatan yang tepat, momen belajar bisa berubah
jadi waktu paling seru dan penuh kedekatan bareng anak.
💬 Pahami Emosi Anak Sebelum Menuntut Fokus
Anak-anak usia
5–10 tahun sedang belajar memahami emosi mereka sendiri.
Jadi, ketika dia ngambek saat belajar, itu bukan karena “manja” atau “susah
diatur”, tapi karena otaknya masih belajar mengatur stres dan frustrasi.
Daripada langsung menegur, cobalah mulai dengan kalimat empatik seperti:
“Kamu kelihatan
capek ya, boleh kok istirahat sebentar.”
Kalimat sederhana
ini bekerja dalam pola NLP: membangun rapport (kedekatan emosional) dan menurunkan
resistensi anak terhadap aktivitas yang dirasa berat.
🎲 Ubah Belajar Jadi Bermain
Siapa bilang
belajar harus selalu duduk tegak di meja?
Anak-anak belajar paling efektif saat mereka bermain dan bereksperimen.
Misalnya:
- Gunakan koin atau permen untuk
belajar berhitung.
- Main
“tebak huruf” dengan post-it warna-warni.
- Pakai benda di sekitar rumah untuk
mengenal bentuk dan warna.
Dengan cara ini,
otak anak melepaskan dopamin, hormon yang bikin mereka semangat dan
tertarik — bukan cemas atau bosan.
🧩 Gunakan Cerita dan Imajinasi
Anak-anak hidup
dalam dunia fantasi.
Kalau mereka bosan dengan buku latihan, ajak mereka masuk ke dunia imajinasi:
“Coba kita
pura-pura jadi detektif, yuk! Cari tahu angka mana yang hilang di soal ini!”
Pendekatan ini
mengaktifkan neuron cermin di otak mereka, membuat pembelajaran terasa
seperti petualangan, bukan kewajiban.
💖 Rayakan Progres Kecil
Salah satu kesalahan umum orang tua adalah hanya fokus pada
hasil akhir.
Padahal, anak lebih butuh apresiasi
atas proses.
Kalimat seperti:
“Mama bangga kamu
mau coba lagi meski tadi salah.”
lebih berdampak
daripada sekadar,
“Nah, akhirnya
benar juga.”
Ucapan apresiasi
yang tepat memperkuat jembatan komunikasi positif antara anak dan orang
tua.
Dari situlah tumbuh rasa percaya diri dan motivasi intrinsik.
🌈 Gunakan Media yang Anak Sukai
Kadang,
masalahnya bukan pada belajar, tapi pada media yang digunakan.
Anak lebih cepat bosan dengan kertas dan pensil dibanding aktivitas interaktif.
Misalnya,
menggunakan alat bantu seperti LilBiz Kit — permainan edukatif yang
dirancang agar anak bisa belajar konsep bisnis, tanggung jawab, dan kreativitas
lewat bermain.
Dengan alat seperti ini, mereka merasa dilibatkan dan berdaya,
bukan disuruh.
Bayangkan,
daripada memaksa anak menulis angka, kamu bisa bilang:
“Ayo kita main
toko-tokoan, tapi kali ini kamu yang jadi bosnya!”
Tiba-tiba belajar
berhitung bukan lagi momok, tapi bagian dari permainan yang mereka ciptakan
sendiri.
🌱 Bangun Rutinitas yang Fleksibel
Belajar itu
penting, tapi konsistensi lebih penting dari durasi.
Daripada memaksa belajar satu jam setiap hari, lebih baik 10–15 menit tapi
konsisten dan menyenangkan.
Buat jadwal kecil seperti:
- 📅
Senin: main tebak huruf
- 📅 Rabu: berhitung sambil masak bareng
- 📅 Jumat: simulasi jual beli dengan
mainan
Rutinitas yang
fleksibel ini membantu anak merasa terkendali atas waktu belajar mereka,
bukan dikontrol sepenuhnya.
🪞 Orang Tua Jadi Cermin Emosi Anak
Anak meniru cara
orang tuanya bereaksi.
Kalau kita mudah marah atau stres, mereka akan menyerap energi itu.
Sebaliknya, saat kita tetap tenang dan penuh senyum, anak belajar bahwa belajar
itu hal yang aman dan menyenangkan.
Coba ucapkan
dengan nada lembut:
“Nggak apa-apa
kalau salah, kita belajar bareng, ya.”
Kalimat sederhana
ini bisa menurunkan tensi emosi anak hingga 60%, menurut studi psikologi
perkembangan anak.
💡 Kesimpulan: Belajar Tak Harus Serius, yang
Penting Bahagia
Kunci agar anak
nggak ngambek saat belajar bukan dengan disiplin ketat, tapi membuat
prosesnya terasa ringan dan bermakna.
Dengan mengubah cara pandang — dari “belajar harus sempurna” menjadi “belajar
itu seru bareng” — kamu bukan cuma bantu anak memahami pelajaran, tapi juga
menumbuhkan karakter percaya diri dan cinta proses.
Dan kalau kamu
ingin pengalaman belajar yang makin interaktif, penuh tawa, dan tanpa drama,
kamu bisa coba LilBiz Kit — permainan edukatif seru yang bikin anak belajar
sambil main, bukan ngambek.
- cara menghadapi anak ngambek saat
belajar
- anak
cepat bosan belajar solusi
- tips belajar menyenangkan untuk anak
usia 5-10 tahun
- bermain
sambil belajar di rumah
- cara
membuat anak semangat belajar
Tidak ada komentar untuk "Anak Suka Ngambek Saat Belajar? Ini Cara Mengubahnya Jadi Momen Seru Bareng Orang Tua"
Posting Komentar